Home » , , , » Meningkat Lebih Dari 2000 Persen

Meningkat Lebih Dari 2000 Persen

Fenomena bencana puting beliung semakin menjadi-jadi di Indonesia. Dari 13 jenis bencana di Indonesia, bencana puting beliung adalah jenis bencana yang paling ekstrem peningkatan kejadiannya.

Dalam satu dasawarsa terakhir bencana puting beliung terjadi peningkatan 2.781 persen. Total kejadian sejak tahun 2002-2011 sebanyak 1.564 kejadian puting beliung atau 14 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Bahkan selama Januari-April 2012, kejadian puting beliung mendominasi dibandingkan dengan bencana lainnya. Selama periode tersebut ada 95 kejadian puting beliung dari total 192 kejadian bencana di Indonesia.

"Hampir 50 persennya dari semua jenis yang terjadi di Indonesia. Padahal tahun-tahun sebelumnya justru banjir yang mendominasi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya kepada Tribunnews.com, Minggu(8/4/2012).

Dampak yang ditimbulkan puting beliung sejak Januari-April 2012 adalah 27 orang meninggal, 174 orang luka, 183 orang mengungsi, 1.315 rumah rusak berat, 8.264 rumah rusak sedang hingga ringan. Sementara itu kejadian longsor terjadi 41 kali dengan 25 orang meninggal, 10 orang luka, 1.425 orang mengungsi, 175 rumah rusak berat, dan 173 rumah rusak sedang hingga berat.

Sedangkan banjir terjadi 57 kejadian dengan korban 15 orang meninggal, 7 orang luka, 41.901 orang mengungsi, 325 rumah rusak berat, dan 1.069 rumah rusak sedang hingga ringan. "Kecepatan pusaran puting beliung di Indonesia umumnya di bawah 115 kilometer per jam. Dari sisi skala, berada pada skala F0 atau terendah dari total enam skala," katanya.

Namun, lanjut Sutopo berdasarkan dampak yang ditimbulkan, sebagai misal puting beliung di Sidrap bisa pada skala F1 (di antara 115-179 kilometer per jam). Intensitas puting beliung yang tinggi berikut dampaknya yang kian ganas diperkirakan terkait dengan pemanasan global. Efek gas rumah kaca membuat atmosfer menyimpan banyak energi karena tak leluasa terpantul ke luar angkasa. Energi itu diubah dalam beberapa wujud, seperti panas yang diikuti intensitas angin kencang dan hujan kian lebat.

Untuk mengantisipasi puting beliung, BNPB dan BMKG menjajaki kerjasama untuk mengkaji fenomena puting beliuang. Diharapkan sistem peringatan dini dapat dihasilkan. Meskipun cukup sulit memprediksinya karena sifat puting beliung sangat lokal dan sesaat. Berbeda dengan iklon tropis yang relatif mudah dideteksi dari satelit. Umur siklon tropis yang berkisar 10 hari dan luasnya regional mudah dikenali. Sedangkan puting beliuang hanya 5-10 menit dan sangat lokal sehingga sulit dideteksi. Jaringan radar cuaca milik BMKG yang terdapat di sebagian besar bandara akan digunakan untuk mengidentifikan potensi puting beliung.

"Belum adanya teknologi peringatan dini tersebut, masyarakat dihimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan kewaspadaannya. Kesiapsiagaan individu adalah hal yang penting. Puting beliung umumnya muncul saat cuaca mendung gelap dan awan Cumulonimbus melimpah. Ketika terjadi angin dingin dan cukup kencang (downdraft), usahakan tidak berada di sekitar pohon, papan reklame, atap bangunan yang kurang kuat. Berlindunglah di dalam bangunan yang kokoh," pungkas Sutopo.


Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog