Kehangatan Rabu (4/4) pagi di sebuah kawasan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, berubah menjadi ketegangan. Itu karena adanya bentrok warga dari dua kelurahan, Nunu dan Tawanjuka. Situasi makin mencekam karena bentrok itu membuat empat rumah dan satu sepeda motor terbakar.
Selain rumah dan sepeda motor yang terbakar, bentrokan warga Kelurahan Nunu, Palu Barat, dan Kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, mengakibatkan 11 warga terluka. 1 anggota Polri dan 1 TNI juga terluka. "11 warga itu dari kedua belah pihak," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta, Rabu (4/4/2012). Saud menambahkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, seorang anggota Polri dan TNI juga terluka akibat lemparan batu.
Mengenai motif bentrokan, Saud menjelaskan, hal itu dipicu masalah lama, sejak tahun 1996. Ada sekelompok masyarakat Tavanjuka yang bertempat tinggal di daerah Nunu. Warga Nunu tak bisa menerima kondisi tersebut. "Masalah penyerangan warga Nunu ke Tavanjuka diproses di kejaksaan. Warga Nunu tidak terima, lalu terjadilan bentrok tadi pagi," terang Saud.
Kondisi saat ini sudah cukup kondusif. Polri dan TNI dikerahkan ke lokasi, terutama di perbatasan dua daerah yang bersebelahan. Kemudian, berdasarkan mediasi, warga Tavanjuka yang ada di Nunu direncanakan direlokasi. "Mereka dipindahkan ke wilayah Tavanjuka, jadi tidak tinggal lagi di Nunu. Diharapkan permasalahan ini tuntas dan tidak ada lagi perkelahian," tutupnya.

Selain empat rumah dibakar, juga sebuah kendaraan sepeda motor. Ny Usman, pemilik salah satu dari empat rumah yang dibakar orang tak bertanggung jawab menuturkan, saat itu mereka sedang sholat, tiba-tiba salah seorang masuk ke rumahnya dan langsung menyiramkan bensin, lalu kemudian membakarnya. Ia mengaku, kejadian ini sudah merupakan yang ketiga kalinya. Kejadian pertama sekitar tahun 2007 rumahnya dibakar warga Kelurahan Nunu.
Ibu rumah tangga yang juga istri dari Ketua RT01/RW01 Kelurahan Nunu itu meminta kepada aparat kepolisian untuk menangkap para pelakunya. "Saya kenal pelaku yang membakar rumah saya," katanya kepada sejumlah polisi yang ada di tempat kejadian peristiwa. Ny Santi, mengatakan, sebelum rumahnya dibakar, pelaku sempat mengancamnya dengan menaruh parang di lehernya. "Untung yang terbakar hanya bagian dapur saja sebab cepat dipadamkan oleh warga sekitarnya," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, konflik antarwarga dua kelurahan di Kota Palu itu masih berlangsung meski sudah banyak aparat yang telah diterjunkan ke lokasi. Warga dua keluarhan itu tampak menggunakan berbagai benda seperti parang, senjata angin, dum-dum, dan busur. Akibat bentrok tersebut sejumlah warga dan juga aparat terluka dan beberapa terpaksa dilarikan ke rumah sakit. (berbagai sumber)
Wallahu A'lam