SELAYAR, KOMPAS.com — Lebih dari 1.000 rumah yang tersebar di 38 desa dan 6 kecamatan, di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, diterjang angin puting beliung. Dari informasi yang diterima Kompas.com, Minggu (18/3/2012) sore, tercatat sudah ada 1.303 rumah penduduk dari 23 desa yang mengalami rusak parah.
Sementara itu, kerusakan di 15 desa lainnya belum diketahui karena terkendala dengan putusnya hubungan transportasi dan komunikasi. "Tim SAR masih melakukan pendataan, pada umumnya rumah warga yang terbuat dari semi permanen itu rusak parah," kata salah seorang warga Kepulauan Selayar, Muhammad Daeng Siudjung, yang dihubungi melalui telepon genggamnya.
Siundjung menceritakan, kejadian tersebut menimpa warga Kepulauan Selayar pada kemarin sore. Angin puting beliung tiba-tiba datang menerjang permukiman penduduk kabupaten yang satu-satunya terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan itu. Tidak hanya rumah warga, seluruh fasilitas seperti kantor pemerintahan, puskesmas, kantor polsek, koramil, serta tempat ibadah hancur porak poranda. Bahkan, beberapa jalan tertutup dengan timbunan sampah yang sudah tercampur setelah disapu angin puting beliung.
Warga berharap pemerintah kabupaten segera membantu para korban agar dapat segera membuatkan tempat pengungsian. Karena beberapa korban yang rumahnya hancur terpaksa harus tidur ditumpukan puing-puing rumah yang sudah poark-poranda.
900 Rumah di Selayar Disapu Puting Beliung
MAKASSAR, KOMPAS.com- Hujan deras disertai angin kencang merusak sekitar 900 rumah di empat kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu malam kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 22.00 Wita tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Selayar Ajun Komisaris Besar Setiadi, Minggu (18/03/2012), mengemukakan, empat kecamatan yang dilanda puting beliung meliputi Passimasunggu Barat, Passimasunggu Timur, Kayuadi, dan Bontosikuyu. Wilayah tersebut berada di Pulau Bontosikuyu dan Jampea, sekitar 8-10 jam perjalanan laut dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba.
Menurut Setiadi, terjangan angin kencang memorakporandakan bagian atap rumah yang umumnya terbuat dari seng. Dinding bangunan yang kebanyakan berbahan bilik bambu pun roboh. Begitu pula dengan balok kayu yang menopang atap sebagian besar rumah runtuh akibat kencangnya embusan angin. "Sedikitnya 13 rumah di Desa Bontobaru dan Bontojati, Passimasunggu Timur, rata dengan tanah," ungkapnya.
Lebih lanjut Setiadi menambahkan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar telah mendirikan sejumlah posko yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok darurat, seperti beras, mi instan, selimut, dan terpal. Saat ini warga umumnya mengungsi ke masjid, balai desa terdekat, maupun ke rumah kerabat yang tidak terkena musibah puting beliung.
Angin Puting Beliung Rusak 584 Rumah
Angin puting beliung merusak 584 rumah penduduk di sembilan kecamatan di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggaran Timur (NTT), Jumat (16/3). Keterangan tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu, (18/3). Jumlah tersebut, menurut rincian BPBD Kabupaten Manggarai, yakni 251 rumah rusak berat dan 297 rumah rusak ringan.
Adapun kesembilan kecamatan yang diterjang angin puting beliung tersebut, yakni Kecamatan Langke Rembong, Satar Mese, Cibal, Wae Ri'i, Ruteng, Lelak, Reok, Rahong Utara, dan Setar Mese Barat. BPBD Kabupaten Manggarai dan Provinsi, serta instansi telah telah melakukan upaya koordinasi untuk penanganan darurat bencana. Selain itu, BPBD Kab Manggarai terus memantau dan melakukan pendataan lebih lanjut mengenai perkembangan di lokasi kejadian.
Sementara itu, Sekretaris Camat Kota Komba, Pakur Mikael mengatakan, hama belalang muncul lagi menimpa petani jagung di Kelurahan Watunggene pasca bencana yang terbilang parah itu. Mikael menerima laporan kerusakan gedung sekolah di beberapa desa, seperti di SD Wano, tiga ruang kelas rusak parah, di SD Tagalagaburu, ada tiga ruang kelas rusak, ditambah satu perpustakaan. Keterangan senada disampaikan Sekretaris Desa Mbengan, Maksimus Landung menjelaskan, dua rumah guru di Desa Mbengan juga rusak parah. Lalu ada tiga ruang kelas di SDK Mok yang rusak.
Sementara itu, bencana serupa terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Beberapa kampung di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat pun didera angin puting beliung. Kesaksian ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Manggarai Barat, Adrianus Durhaman. Ia menambahkan, saat berkunjung ke Wilayah Lembor, sepanjang transFlores terdapat pohon tumbang. Selain itu, ada tanah longsor di Wilayah Melo, Kecamatan Mbeliling
Pure dan Restoran hancur
Tabanan (Bali Post) -Angin puting beliung mengamuk di kawasan objek wisata Tanah Lot, Kediri, Tabanan, Sabtu (17/3) malam. Sebuah restoran internasional, Pura Pande, bale bengong dan beberapa fasilitas lainnya roboh akibat musibah tersebut. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Angin juga merusak beberapa baliho dan pohon besar di areal Tanah Lot.
Serangan angin mulai muncul pukul 23.00 wita. Angin dan hujan hanya berlangsung sekitar 30 menit. Kerusakan paling parah dialami The Ocean Bar and Restaurant, sebelah barat Batu Bolong. Bangunan yang terbuat dari kayu ini rata dengan tanah. Untungnya, saat kejadian, restoran ini sudah tutup. Hanya ada satpam di lokasi. ''Kami sudah tutup sejak pukul 20.00 wita. Saat kejadian, restoran sudah kosong,'' kata Manajer The Ocean Bar and Restaurant Wayan Subrata, Minggu (18/3) kemarin.
Selain restoran, sebuah balai istirahat milik Badan Pengelola Tanah Lot rata dengan tanah. Sementara atap Pura Pande juga rontok, termasuk atap wantilan Tanah Lot. Sementara Pura Luhur Tanah Lot yang berada di tengah laut hanya mengalami rusak ringan. ''Karena ombak masih besar, kami belum bisa memeriksa kondisi pura. Tetapi kabarnya hanya rusak ringan,'' kata Manajer Operasional Tanah Lot, Toya Adnyana.
Angin juga merobohkan beberapa pohon besar di areal Tanah Lot. Di antaranya, pohon celagi kembar dan pohon beringin di Batan Buah. Beberapa baliho juga ikut roboh. Sebuah toilet juga rata dengan tanah. Beberapa toko penjual suvenir juga ikut rusak.
Wallahu A'lam