Kalimantan Selatan dan Pandeglang Banten Dihajar Angin Puting Beliung.
Bencana puting beliung dan gelombang pasang melanda beberapa wilayah di Kalimantan Selatan pada Senin (19/3) pukul 15.00 Wita. Setidaknya tercatat enam kabupaten kota di 86 desa terkena bencana. Di kota Banjarmasin, sebanyak 15 desa turut terkena imbas puting beliung.
Selain itu, bencana puting beliung juga turut melanda 29 desa di Kabupaten Tanah Laut, 20 desa di Kabupaten Tanah Bumbu, 10 desa di Kabupaten Kota Baru, 12 desa di Kab Barito Kuala. "Akibat bencana ini, lima orang masih belum ditemukan, sekitar 3.000 orang menderita luka-luka dan puluhan rumah rusak," tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui rilis yang diterima KONTAN pada Selasa (20/3).
Bencana angin puting beliung ini menampakkan kondisi awan gelap dan pada saat bersamaan terjadi pasang air laut. Selanjutnya, angin menghembuskan air laut ke darat dengan kecepatan di atas normal sehingga merendam rumah penduduk. Air pasang terjadi selama 3,5 jam. "Pada saat kejadian masyarakat melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi karena adanya isu tsunami. Dalam 10 tahun terakhir kejadian seperti ini belum pernah terjadi," tandas Sutopo.
Karena itu, saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Kalimantan Selatan dibantu dengan tim SAR melakukan koordinasi untuk penanganan korban bencana. BPBD, tim SAR serta masyarakat, bersama-sama melakukan penyisiran keberbagai tempat untuk mencari korban hilang."BPBD telah mendirikan posko tanggap darurat. Bantuan sudah diberikan kepada masyarakat. Logistik dan peralatan pun mencukupi," pungkasnya.
Pandeglang Banteng
Sebanyak 68 rumah warga di dua kecamatan di Kabupaten Pandeglang rusak akibat diterjang angin puting beliung, Senin dini hari. Dua kecamatan yang terkena angin puting beliung itu, antara lain Kecamatan Saketi dan Kecamatan Labuan. Untuk Kecamatan Saketi, rumah warga yang terkena angin puting beliung tersebar di tiga kampung yakni Kampung Langansarim, Desa Langansari; Kampung Pakis, Desa Sukalangu dan Kampung Kadu Pinang, Desa Majau.
Sementara Kecamatan Labuan tersebar di dua kampung yakni Kampung Nelayan, Desa Teluk dan Kampung Masjid Desa Labuan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun warga yang rumahnya mengalami kerusakan menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Dikatakan bahwa, sebagian besar rumah warga yang terkena terjangan angin puting beliung itu mengalami kerusakan bagian atapnya. Bahkan di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, satu rumah warga yang tertimpa pohon tumbang. Bukan hanya itu, untuk Kecamatan Saketi, terdapat satu rumah warga yang ambruk, rata dengan tanah. Kasim (35), warga Kampung Langansari, Desa Langansari, mengungkapkan, angin puting beliung itu datang secara tiba-tiba sehingga menyebabkan atap rumah warga hancur.
“Untuk Kecamatan Saketi, jumlah rumah warga yang rusak mencapai 29 unit. Warga sangat berharap, pemerintah segera memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah yang rusak tersebut,” ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Kecamatan Labuan, Atma mengatakan, jumlah rumah yang rusak akibat kejadian itu sebanyak 39 rumah. Rata-rata rumah yang terkena angin puting beliung itu posisinya berada di pinggir laut.
“Data rumah yang rusak itu akan kami laporkan ke Pemkab Pandeglang sehingga para korban bisa diberikan bantuan,” katanya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pandeglang Ahmad Rifai mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan rumah yang rusak dari dua kecamatan tersebut.
“Kami akan segera melakukan survei di lokasi kejadian. Kami berharap data dari pihak kecamatan segera dilaporkan sehingga warga yang menjadi korban bisa mendapat penanganan secepatnya. Kami berharap, pihak kecamatan melaporkan secara rinci kerusakan yang terjadi, dan juga mencatat apa saja yang dibutuhkan warga saat ini,” jelasnya.
