Bencana angin puting beliung yang menimpa enam kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak Rabu lalu memaksa Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote menggelar rapat darurat bersama dengan instansi terkait di rumah jabatan Bupati di Golokarot.
Bupati Tote mengatakan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mendengar laporan dari masyarakat dan laporan dari kepala desa di seluruh Kecamatan dimana ada begitu banyak rumah yang rusak, tanah longsor, di Kecamatan Borong maupun di Kecamatan Pocoranaka dan Kecamatan Kota Komba.
Bupati Tote menjelaskan, rapat darurat untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi bencana yang menimpa warga masyarakat di Kabupaten Manggarai Timur. Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mendengar laporan dari masyarakat baik berupa komunikasi lewat pesan singkat (SMS) maupun dengan telepon.
Bupati mengatakan, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Manggarai Timur sudah menerjunkan timnya ke enam kecamatan untuk mendata dan melihat langsung rumah, tempat ibadah dan gedung sekolah di enam kecamatan tersebut.
Sementara itu, Camat Pocoranaka, Tobias Suman saat dihubungi terpisah menjelaskan, bencana yang menimpa warga masyarakat di kecamatannya yakni di Kampung Tolok, Desa Lereng di mana ada lima rumah yang rusak parah. Tanah turun sedalam 70 centimeter di Kampung Ndueng, Desa Gunung membuat jalan putus dari arah Mano, Ibu kota Kecamatan Pocoranaka menuju ke Kampung Ndueng.
Bencana akibat hujan yang lebat ini, masuk dalam kategori bencana yang besar bagi masyarakat di Kecamatan Pocoranaka.
Semetara itu Tornado Mengancam Kupang, Keadaan cuaca di Nusa Tenggara Timur perlu diwaspadai karena sangat berbahaya dan ada potensi untuk terjadi bencana seperti angin puting beliung dan angin Tornado di darat maupun di laut.
“Memang ada potensi untuk terjadi bencana angin puting beliung dan angin Tornado, namun sejauh ini pergerakan angin masih bertiup lurus dan sewaktu-waktu baru berputar dengan skala luas, sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi bencana puting beliung,” demikian dikatakan Kepala Seksi Observasi Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Syaiful Hadi di Kupang hari ini.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai turunnya hujan tidak beraturan waktunya, pada pagi, siang atau malam hari akibat penguapan yang tinggi yang kemudian berkumpul dan membentuk awan cumolonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan dan menggangu pemandangan
Berbagi Sumber