Enam gerbong kereta api yang terbakar di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, sebenarnya masih dalam tahap perbaikan di depo setempat. "Sejak siang dalam tahap perbaikan, tapi malamnya sudah tidak. Kami masih belum menerima laporan dari pihak PT Kereta Api," ujar Kepala Dinas Kebakaran Kota Surabaya.
Api dengan cepat menyambar karena dinding gerbong dan kursi di dalamnya berasal dari bahan yang mudah terbakar. Gerbong yang terbakar yakni lima gerbong kelas ekonomi dan satu gerbong kelas eksekutif. Enam gerbong tersebut berada di tiga perlintasan.
Hanya saja, petugas masih belum bisa memastikan penyebab kebakaran karena menunggu proses identifikasi pihak kepolisian. Total kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. "Penyebabnya saya belum bisa memastikan karena masih akan dilakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi. Nanti setelah diselidiki, baru akan diketahui penyebabnya," kata dia.
Kebakaran diketahui petugas depo sekitar pukul 20.10 WIB. Petugas dan sebagian warga yang mengetahui adanya api sudah berusaha memadamkan "si jago merah" dengan menggunakan alat seadanya.
Namun, bukannya api padam, justru semakin bertambah besar, bahkan diikuti oleh beberapa letusan dari dalam gerbong terbakar. Sebanyak 10 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Sekitar 40 menit kemudian api baru bisa dikuasai.
"Petugas melakukan penyemprotan dari segala arah, bahkan ada yang dari atap kereta api lainnya. Ada juga dua gerbong kereta api yang masih dalam satu rangkaian ditarik ke perlintasan luar. Ini untuk memberi ruang gerak petugas dan menghindari rembetan api ke gerbong lain," tuturnya.
Sementara itu, salah satu saksi mata Sugeng, mengaku melihat asap dan api yang sangat besar di gerbong kereta api yang berada di depo Stasiun KA Pasar Turi. "Api sangat besar dan cepat merembet ke gerbong kereta api lainnya. Warga dan petugas yang berusaha memadamkan api dengan alat seadanya tidak cukup," paparnya.
