Home » , , , , , » Puting Beliung Kembali Mengamuk

Puting Beliung Kembali Mengamuk

MAKASSAR--MICOM: Angin puting beliung yang melanda sembilan kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Senin (19/3) hingga Rabu (23/3) mengakibatkan 1.148 rumah dan fasilitas umum rusak. Bahkan, di Kabupaten Barru bencana itu mengakibatkan seorang tewas dan dua orang luka. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setiap kabupaten yang melaporkan bencana itu, wilayah mereka membutuhkan bantuan. Tetapi, Kepala BPBD Sulsel Andi Mappagio tidak bisa menyebutkan kerugian akibat bencana tersebut. "Nanti saja kalau semua kabupaten sudah menyelesaikan laporannya," tegasnya.

Kabupaten yang terkena bencana puting beliung adalah Bantaeng dengan jumlah rumah rusak 16 unit, Barru 52 rumah dan Masjid Nur Hanisu. Di Kabupaten Barru pula bencana memakan korban tewas bernama Made Amin, 68, dan dua orang luka di Kecamatan Tanete Rilau dan Mallusetasi. Di Kabupaten Bone tercatat 111 rumah rusak, Enrekang 36 rumah rusak dan seorang warga terluka, dan di Kepulauan Selayar terdapat 300 rumah rusak. Di Kabupaten Pangkep, bencana mengakibatkan 244 rumah rusak. Di Kabupaten Sidrap, angin puting beliung merusak 273 rumah. Di Kabupaten Takalar sebanyak 41 rumah rusak. Sedangkan di Kabupaten Wajo tercatat 73 rumah rusak.

Menurut Mappagio, seluruh korban bencana angin puting beliung sudah mendapatkan bantuan yang disalurkan melalui Dinas Sosial daerah masing-masing. Selain bantuan logistik, juga bantuan bahan bangunan. "Untuk bantuan selanjutnya masih dikoordinasikan dengan daerah masing-masing, karena sampai saat ini semua masih bisa ditangani," ujarnya. 

SIDOARJO, KOMPAS.com - Angin puting beliung merusak belasan rumah yang ada di kawasan Sedati Gede, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo pada Jumat (23/3/2012) sore. Salah seorang warga Sedati, M. Antok, mengatakan, puting beliung yang terjadi di wilayahnya itu berlangsung cukup cepat dan singkat.

"Tak kurang dari lima menit, tiba-tiba awan tebal disertai dengan hujan dan angin kencang melanda kawasan kami dan membuat sejumlah atap rumah yang terbuat asbes berterbangan akibat serangan angin puting beliung tersebut," katanya. Ia mengemukakan, tidak hanya atap rumah warga saja yang mengalami kerusakan akibat adanya angin puting beliung tersebut karena beberapa pohon di jalan utama Sedati Gede juga roboh. "Banyak di antara pepohonan yang roboh akibat adanya serangan angin puting beliung tersebut dan membuat jalan raya Sedati Gede menjadi macet karena sebagian pohon yang tumbang berada di badan jalan," katanya.

Hal senada juga dikatakan oleh Supriadi salah satu warga setempat yang mengatakan jika angin itu datang tiba-tiba disertai suara gemuruh. "Suara gemuruhnya cukup keras. saat datang tiba-tia membawa terbang barang yang dilalui seperti atap dan lainnya," katanya. Tidak hanya itu, kata dia, rumah warga yang selamat juga ikut rusak akibat kejatuhan atap rumah sebelahnya yang terkena angin. "Beruntung tidak ada korban dalam musibah ini. Dan saat ini warga mulai membersihkan puing-puing atas dan genting yang runtuh dan berserakan di dalam dan luar rumah," katanya.

Liputan6.com, Jakarta: Akibat sapuan angin puting beliung dan gelombang pasang di Kalimantan Selatan, Senin (19/3) silam, kini 840 warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga terdekat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci jumlah pengungsi terbanyak terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 640 orang. Sedangkan di Kabupaten Banjar sebanyak 200 orang. Selain itu, terjangan angin ini juga mengakibatkan korban tewas dan luka, serta sejumlah fasilitas umum rusak.

"Kabupaten Tanah Bumbu satu orang meninggal dunia, tiga rumah rusak total, 31 rumah rusak berat, 32 rusak sedang, 141 rumah rusak ringan, satu tempat ibadah rusak, satu jembatan jalan antardesa rusak, 47 bagang nelayan rusak, satu pos pelayanan kesehatan rusak," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo menjelaskan, guna menanggulangi masalah ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu telah mendirikan pos koordinasi guna mendistribusikan logistik, pengungsi, kesehatan dan dapur umum.

"Untuk logistik terpenuhi dari Dinsos, bantuan swasta dan masyarakat. Sementara kebutuhan mendesak di antaranya selter atau tempat tinggal sementara, pembersihan lingkungan, sandang, alat dapur dan perbaikan darurat," ucapnya. Sutopo menambahkan, untuk kerusakan di Kabupaten Banjar masih dilakukan pendataan. Kebutuhan pengungsi didapat dari bantuan BPBD, Dinas Sosial, dan bantuan masyarakat. BPBD juga mendirikan posko guna mendistribusikan bantuan dan mengupayakan selter.

"TNI dan Polri membantu pembersihan. Dan, untuk kebutuhan mendesak di antaranya selter, sandang dan dapur umum," jelasnya. Kemudian di Kabupaten Tanah Laut, Sutopo menambahkan, hanya terjadi beberapa kerusakan rumah ringan dan masih dalam pendataan. Dan untuk pengungsian, menurut Sutopo tidak ada. Bantuan logistik berasal dari Palang Merah Indonesia, masyarakat dan sosial dan saat ini sudah didistribusikan. "Kelambatan pendataan salah satunya kabupaten karena di sana belum ada BPBD."

Selain itu, untuk kabupaten lain seperti di Kota Banjarmasin dan Barito Kuala, sementara ini tidak dilaporkan kerusakan berarti. Namun, di kabupaten ini sempat ada kepanikan masyarakat karena isu tsunami merebak saat kejadian. Kendati demikian masalah ini masih terkendali. "Secara umum situasi masih bisa terkondisikan oleh Pemda dan Pemprov," imbuhnya

Wallahu A'lam 


Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog