Bogor, NU Online , Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatu Ulama (PC LTMNU) se-wilayah Bogor (Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kota Depok) mengadakan silaturahim dan konsolidasi.
Acara ini dalam rangka menjawab keluhan warga ahlusunnah waljamaah (Aswaja) yang belakangan banyak diganggu oleh kelompok lain, bertempat di Kantor PCNU Kabupaten Bogor Jl.bina Citra No.5 Kp.Cipayung Kelurahan Tengah kecamatan Cibinong. Hadir KH Abdul Manan Ghoni, Ketua PP LTMNU, KH Suaedy, wakil ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatu Ulama (PP LPNU), pengurus cabang NU dan Pengurus Lembaga Takmir Masjid NU se-korwil Bogor.
KH Abdul Manan, mengatakan; masjid jangan hanya dibangun megah-megah tapi sepi dari jamaah. Sepinya warga yang berjamaah, menurutnya dikarenakan beberapa hal, di antaranya; pembangunan masjid hanya mempertimbangkan kemegahan fisiknya. Oleh karena itu ia menegaskan kepada seluruh pengurus lembaga takmir masjid, agar ikut memikirkan persoalan ummat. Kita harus siap menjadi pemimpin sekaligus khadimul ummah (pembantu ummat), baik dalam pencerahan keagamaan dan problem-problem yang dihadapi jamaah.
Adapun ancaman dari kelompok lain, tidak perlu dirisaukan karena nantinya jamaah akan tahu sendiri siapa yang lebih pantas untuk menyampaikan agama. Sebab belakangan ini masyarakat sudah sadar untuk menanyakan segala sesuatunya pada ahlinya. Jika tanya soal mesin pasti ke bengkel, begitu juga tanya agama, masyarakat sudah sadar pasti tanya pada orang yang pernah di pesantren.
Di sisi lain, Takmir masjid harus memperhatikan kesejahteraan ummat. Meminjam Istilah Kiai Masdar Farid Mas'udi, Rais Syuriyah PBNU, takmir masjid harus bisa menjadikan masjid sebagai spirit kesejahteraan dan kesalehan sosial. Dari rumah (masjid)-Nya kita makmurkan bumi-Nya, imbuhnya.
Sementara Kiai Suaedy mengatakan; kedepan masjid harus mempunyai koperasi tersendiri agar menjauhkan jamaahnya dari pinjaman pasukan rentenir yang dapat mencekik perekonomian keluarga. Dengan adanya koperasi yang dikelola tiap masjid nanti kita dapat membantu mengkoordinasi pemasaran hasil produksi jamaah antara masjid satu dengan masjid yang lain, bahkan masjid antar daerah dan propinsi lain. Dengan usaha ini masjid nantinya tidak perlu lagi meminta-minta sumbangan di tengah jalan. Bahkan dengan adanya koperasi masjid nanti dapat memberikan bantuan-bantuan kepada warga yang kurang mampu, baik untuk beasiswa pendidikan, kesehatan dll.
Kiai Romdon berterimakasih di datangi banyak kiai dan berharap menjadi berkah buat PCNU dan warga Bogor pada umumnya. Ketika ditanya bagaimana persoalan masjid, ia mengatakan keresahan jamaah ahlu sunnah waljamaah terutama di wilayah Bogor dan sekitarnya saat ini sama, yaitu ada aliran-aliran Islam yang berbeda dengan yang sudah berjalan saat ini.
“Tapi, saya sudah menghimbau kepada seluruh Pengurus LTMNU dan LDNU Kabupaten Bogor untuk mengajak dialog dengan baik dengan mereka yang berbeda. Prinsipnya persoalan agama harus kembali kepada al-Qur'an, Hadist dan ilmunya para sahabat serta ulama. Dalam konteks sekarang yang banyak bermunculan aliran-aliran Islam, mau tidak mau harus kembali pada ulama. Karena mereka adalah pewaris para Nabi (al-Ulama warastatu al—anbiya'),”
Sementara Ahsan Ustadzi, sekretaris PCNU Kab. Bogor menghendaki agar silaturahim antar pengurus LTMNU se-wilayah Bogor dapat diagendakan bulanan. Sehingga problem yang dihadapi masyarakat dapat segera terjawab dengan baik. Sebagai ummat Islam tentu tidak dapat dipisahkan dengan masjid sehingga tanpa diundangpun warga masyarakat sudah berduyun-duyun ke masjid. Dengan demikian, masjid tetap menjadi tempat yang paling strategis untuk pengembangan kemaslahatan dan kesejahteraan ummat.(nu.or.id)