Berdasarkan pantauan , gelombang pertama pengunjuk rasa datang dari mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI, disusul Mahasiswa Bandung Raya dan terakhir HMI Cabang Bandung. Mereka melakukan orasi, art performance hingga memblokir jalan. Untuk menghindari kemacetan, polisi akhirnya memblokir Jln. Diponegoro. Aksi unjuk rasa yang berjalan aman dan lancar tersebut berjalan cukup lama, sejak pukul 09.00 - 13.00 WIB.
Sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM, massa membawa peralatan dapur seperti wajan, panci, kompor, dan kayu bakar. Mereka melakukan aksi teraterikal dengan pura-pura memasak menggunakan kayu bakar. "Alat-alat dapur ini merupakan simbol bahwa kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan harga-harga sembako. Masyarakat pasti akan menjerit karena harga kebutuhan pokok melambung tinggi," ungkap Ketua Umum KAMMI Jabar, Muhammad Ilyas.
Pihaknya menganggap rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM tidak pro rakyat. Sebab dengan naiknya BBM maka jumlah masyarakat miskin akan semakin tinggi. Hal ini pun akan berdampak pada meurunnya kesejahteraan rakyat dan melemahnya daya beli. Sementara itu, Ketua umum HMI Cabang Bandung, Moch. Ridwan Dalimunte menambahkan, kenaikan harga BBM ini mencerminkan pemerintah yang tidak berpihak pada masyarakat. Pemerintah justru mengagung-agungkan pihak asing.
"Kenaikan BBM bukti bahwa pemerintah masih diintervensi pihak asing, tidak pro rakyat. Untuk itu kami menolak keras rencana kenaikan BBM ini. Jika SBY-Boediono menaikkan harga BBM, lebih baik keduanya mundur dari jabatannya," tegas Ridwan.
BEM Unpad
Sementara itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas-fakultas dan BEM Kema Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, berdemo di gerbang utama Unpad di Jalan Raya Jatinangor, Sumedang. Aksi mereka berlangsung hingga pukul 17.00 WIB dan setelah itu mereka membubarkan diri.
Aksi unjuk rasa para mahasiswa itu sebagai bentuk solidaritas terhadap isu yang berkembang di tengah masyarakat, terkait usulan pemerintah kepada DPR RI yang akan menaikkan harga BBM.
Bentuk solidaritas para mahasiswa itu, ditunjukkan dengan aksi treatikal. Mereka membawa seekor ayam betina hitam yang dimasukkan ke dalam kandang yang dilengkapi tiang bendera sebagai simbol keprihatinan. Para mahasiswa menilai aspirasi mereka tidak pernah didengar pemerintah, kendati mereka sempat melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI.
Berdasarkan pemantauan "GM" di lapangan, sebelum berunjuk rasa, para demonstran menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, mereka melakukan orasi menolak kenaikan harga BBM. Mereka juga membawa poster bertuliskan, "BBM naik, rakyat sengsara", "BBM bukan buat main-main", "Usir dominasi asing, tingkatkan potensi putra bangsa", "Harga BBM turun atau reformasi" dll. "Aksi para mahasiswa ini bentuk solidaritas terhadap nasib rakyat. Kami berusaha menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan harga BBM," kata Ketua BEM, Ade Krisniawan.
Sementara banyaknya gelombang aksi unjuk rasa membawa keberuntungan tersendiri bagi pedagang asongan. Cukup nongkrong di depan Gedung Sate, pembeli pun datang sendiri. Tak heran jika demo berlangsung, banyak pedagang asongan yang ikut datang.
"Lumayanlah kalau ada demo-demo seperti ini. Kita tidak perlu nyari pembeli, justru pembeli yang datang sendiri. Keuntungan pun cukup lumayan dibanding biasa. Makanya, saya selalu nyari tempat yang biasa didatangi pendemo," ujar salah pedagang rujak bebek,