VIVAnews - Cuaca ekstrem terus melanda Indonesia. Di sejumlah wilayah berujung bencana. Banjir, longsor, hingga angin puting beliung menghajar bertubi-tubi. Sejumlah orang tewas, harta benda tak sedikit yang turut amblas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Nusantara masih terus dirundung cuaca ekstrem hingga beberapa bulan mendatang. Hingga musim benar-benar berganti, dari penghujan menjadi kemarau.
"Sebagian wilayah memasuki musim transisi, dari hujan ke kemarau. Cuaca ekstrem berpotensi besar di masa transisi itu," kata Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrim BMKG, Kukuh Ribudiyanto saat berbincang dengan VIVAnews, Mingggu 26 Februari 2012. Di sejumlah wilayah masih berpotensi terbentuk awan Comulunimbus. Awan ini yang menyebabkan hujan. Selain itu, juga menimbulkan potensi angin kencang dan petir. Proses terjadinya puting beliung juga sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan Comulunimbus ini.
Daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, hingga Sumatera Selatan berpotensi besar dilanda cuaca ekstrem. Bencana akibat fenomena itu juga ikut mengintai. "Kita lihat paling tidak tiga hari ke depan. Kita melihat potensi awan, kalau besok tidak terjadi angin kencang atau puting beliung itu berarti pertumbuhan awannya tidak cukup tinggi," ujar Kukuh.
Kukuh menjelaskan, masa peralihan musim antar wilayah di Nusantara tidak bersamaan. Saat ini, sejumlah daerah masih mengalami puncak penghujan, sebagian lainnya mulai berkurang. Sebagian wilayah masuk kemarau pada April mendatang, lainnya awal Juni. Di daerah pantai, musim hujan lebih pendek, di daerah pegunungan masa berlangsung lebih lama.
Rentetan bencana
Berbagai bencana akibat cuaca ekstrem terus mendera Indonesia mulai akhir 2011 hingga awal 2012 ini. Yang terbaru, bencana tanah longsor di Kampung Padasuka, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu 26 Februari 2012. Tujuh rumah tertimbun tanah, seorang warga tertimbun tanah.
Pada Sabtu 25 Februari 2012, banjir menyapu Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh pada Sabtu 25 Februari 2012 mulai pukul 18.30 WIB. Air bah menerjang tiga desa, yakni Kebun Nilam, Blang Maloe, dan Pulo Mesjid. Satu orang tewas atas nama Tengku Idris, berusia 55 tahun. Sedangkan 18 rumah hanyut terbawa banjir, 14 di Desa Kebun Nilam dan 4 lainnya di Blang Maloe. Jembatan Kuala Panteue, penghubung Beureunuen-Tangse, rusak. Kerugian material seluruhnya belum terdata.
Sementara angin puting beliung melanda Kelurahan Wette'e, Kecamatan Pancalautang, Kabupaten Sidrap, Jumat, 24 Februari 2012. Sedikitnya lima orang tewas, sekitar 98 rumah rusak. Empat korban tewas saat amukan puting beliung melanda kawasan Sidrap. Satu korban lainnya tewas tersapu puting beliung di kawasan Pakpak Barat.
Dari 98 rumah rumah yang dilaporkan, 59 rumah di antaranya terdapat di Sidrap. Sedangkan 39 rumah lainnya di Pakpak Barat. Akibatnya, sebanyak 215 warga di Sidrap sempat mengungsi ke sejumlah posko darurat yang didirikan tim SAR gabungan.
Di Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, sekitar 200 rumah hanyut terbawa banjir, pada 22 Februari 2012 yang lalu. Banjir bandang ini juga merusak sejumlah fasilitas umum, 11 jembatan dan 13 saluran irigasi. Sekitar 120 hektare areal sawah ludes. Menurut data, kerugian material akibat bencana ini mencapai Rp12,9 miliar.
Banjir mendominasi
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi bencana sepanjang 2012 akan didominasi oleh aktivitas hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan gelombang pasang. Prediksi itu didasarkan pada data bencana dari 2002 hingga 2011 yang menunjukkan 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometeorologi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasar prediksi sejumlah lembaga menunjukkan pada Januari-Agustus 2012 kondisi cuaca normal. Sementara itu, Agustus-Desember kemarau agak basah. "Tahun 2013 diprediksi kemarau elnino," kata dia beberapa waktu lalu.
BNPB, kata dia, melakukan upaya sosialisasi, kesiapsiagaan, gladi, dan peningkatan kapasitas BPBD dan memupuk kesadaran masyarakat agar peduli potensi bencana itu. "Anggaran bencana 2012 sekitar Rp995 miliar," katanya.
Berkaca pada 2011, lebih dari seribu peristiwa bencana mewarnai perjalanan Indonesia dan sebagian besar adalah banjir, kebakaran, dan puting beliung yang semuanya terkait hidrometeorologi.
BNPB mencatat setidaknya sepanjang 2011 telah terjadi 1.598 bencana, dan 1.598 di antaranya (75 persen) adalah hidrometeorologi dengan prosentase banjir (403 kejadian), kebakaran (355), dan puting beliung (284).
Bencana itu telah menimbulkan korban meninggal dan hilang 834 orang, dan 325.361 orang lainnya dilaporkan menderita dan harus mengungsi. Selain merenggut nyawa ratusan orang, bencana yang terjadi selama 2011 itu juga menyebabkan kerugian material. Tercatat, 15.166 unit rumah penduduk rusak berat, 3.302 rusak sedang, dan 41.795 unit rusak ringan. (eh)
Kini Puting Beliung Dan Kebakaran Tiada henti
Sampai kapan mau terus begini .....? sedang rumput bergoyang pun tak mau dan tidak berani