Pemicu kebakaran dipicu korsleting, baik di permukiman maupun gudang dan industri tahun ini, kebakaran di Surabaya cukup tinggi, seperti diberitakan sebelumnya, jika dirata-rata, setiap dua hari sekali ada kebakaran baik pergudangan, industri maupun permukiman. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, puncak kebakaran di bulan Agustus.
“Ya lebih berhati-hatilah bahwa, bencana itu datang ketika kita tidak siap. Bencana datang tidak pernah kulonnuwun (permisi). Dan bencana bisa terjadi pada siapa pun dan kapan pun, sehingga kita perlu selalu waspada,” ujar Chandra Oratmangun, Kepala Dinas Kebakaran Pemkot Surabaya, Selasa (5/6).
Diungkapkannya, data tahun 2011 lalu, angka tertinggi kebakaran di Kota Surabaya di bulan Agustus, yaitu sebanyak 70 kasus. “Kalau tahun lalu, tertinggi dalam sebulan sebanyak hampir 70 kasus kebakaran, pada bulan Agustus. Bisa jadi karena arus pendek atau saluran listrik yang terlalu banyak atau over serta faktor lainnya. Kami berharap, tahun ini bisa mengalami penurunan," tuturnya.
Chandra yang juga Ketua Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Kota Surabaya ini mengharap peran serta masyarakat serta pihak-pihak terkait, untuk selalu waspada terhadap bahaya kebakaran. “Kita sudah berupaya mengantisipasi seperti mengirimkan surat ke camat, lurah atau mal-mal dan lain-lain, untuk meminimalkan kebakaran,” tuturnya.
“Kecamatan kita minta untuk memantau lahan-lahan tidur seperti alang-alang, dan mencari tahu lahannya milik siapa, kemudian minta disirami untuk meminimalisir terjadinya kebakaran,” jelasnya.
Khusus tahun ini, penyebab kebakaran didominasi karena korsleting, yaitu sekitar 40 persen, sedangkan lainnya dipicu seperti tabung gas bocor, ilalang, pembakaran sampah. “Untuk pemicu kebakaran lainnya karena banyak hal, salah satunya tabung gas bocor,” tandasnya.
Sementara itu, sebuah rumah milik Yudi di kawasan Semolowaru K-2 terbakar, Selasa (5/6) malam. Kebakaran diduga berasal dari lilin yang digunakan anak Yudi untuk penerangan saat belajar. Beruntung tidak ada korban jiwa
Menurut Yudi, kebakaran berasal dari lilin yang digunakan anaknya untuk penerangan belajar. Sebelum kejadian, anaknya belajar di lantai 2 dengan menggunakan penerangan lilin. Tak disadari, lilin itu membakar karpet. “Kebakaran berasal dari lilin yang membakar karpet,” katanya saat ditemui di lokasi kebakaran.
Yudi mengungkapkan, anakya terpaksa menggunakan lilin saat belajar lantaran arus listrik rumah itu digunakan untuk menghidupkan AC, sedangkan daya listriknya sendiri terbatas. Agar tidak terjadi padam listrik, maka lampu di lantai 2 dimatikan. “Kalau AC di hidupkan, listrik di lantai 2 dimatikan,”ungkapnya.
Yudi dibantu warga sekitar sempat memadamkan api denagn alat sedanya seperti ember, langkah itu cukup efektif untuk menjinakkan api. Sehinga api bisa dipadamkan dalam waktu 10 menit. “Kami menggunakan alat seadanya untuk memadamkan api sebelum petugas PMK datang,”paparnya.
Untungnya imbuh Yudi, dalam kebakaran itu, api tidak sampai membakar material bangunan itu. Jika membakar bangunan maka tidak menutup kemungkinan api akan merembet ke rumah warga yang berdempetan. “Api tidak sampai membakar material bangunan,”jelasnya.
Meski tidak ada korban jiwa, akibat kebakaran ini, Yudi mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah. Karena material yang terbakar berupa karpet dan alat musik. “Saya belum sempat menghitung jumlah kerugian, namun perkiraan belasan juta rupiah,”ungkapnya lagi.
Sementara menurut Kepala Dinas Kebakaran surabaya, Chandra Oratmangun kembali menambahkan jika kebakaran tersebut tidak berlangsung lama. Karena api bisa segera dijinakkan sehingga tidak sampai membakar material bangunan. “Api bisa cepat dikendalikan sehingga yang terbakar hanya karpet dan alat musik,” katanya.
Chandra menambahkan, pihaknya dalam kebakaran ini mengerahkan sebanyak 7 unit mobil pemadam kebakaran dengan kekuatan 42 personil. Chandra mengerahkan mobil pemadam kebakaran sabanyak itu lantaran laporan yang masuk ke instansinya menginformasikan bahwa rumah yang terbakar sebanyak 2 unit. “Tapi setelah kami sampai di lokasi, ternyata hanya satu unit, rumah sebelahnya hanya terkena rembetan asap,”tambahnya.
Dalam menangani kebakaran ini, ungkap Chandra, pihaknya sempat menemukan kendala karena pintu masuk gang sempat di tutup portal dan kondisi gang yang sempit sehingga mobil pemadam kebakaran kesulitan untuk menjangkau lokasi kebakaran. “Tadi portal dalam kondisi tertutup, sehingga kami sulit masuk gang,”pungkasnya
Sumber : Surabaya Post online.