Home » , , , , , , , , , » Amalan Dan Pemahaman Sufi Yang Berselisih

Amalan Dan Pemahaman Sufi Yang Berselisih

Amalan dan pemahaman sufi yang menyelisihi pendapat al-imam asysyafi’i dan ulama madzhab syafi’i masalah taqlid. taklid adalah perbuatan tercela, perbuatan kaum musyrikin. Al-qur’an dan as-sunnah serta ijma’ menunjukkan rusaknya taklid. 

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ ءَابَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

“dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘ikutilah apa yang telah diturunkan allah,’ mereka menjawab: ‘(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?” (al-baqarah: 170)

Ibnu abdil bar rahimahullahu berkata: “tidak ada perselisihan di antara para imam di seluruh negeri tentang rusaknya taklid.” Al-imam asy-syafi’i rahimahullahu sangat mencerca taklid, sedangkan shufiyah mendidik murid-murid mereka untuk taklid. 

Al-imam asy-syafi’i rahimahullahu berkata: “kaum muslimin ijma’, barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya meninggalkannya karena ucapan seseorang.” Al-imam asy-syafi’i rahimahullahu berkata juga: 

“semua yang aku ucapkan namun menyelisihi ucapan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama, janganlah kalian taklid kepadaku.” 

Adapun shufiyah, mengajari umat untuk taklid kepada guru mereka. Alangkah jauhnya dari ajaran beliau. Kenyataan menunjukkan mereka terjatuh dalam bid’ah ini. 

Al-ghazali memisalkan seorang murid dengan gurunya seperti seorang buta yang dituntun di pinggir sungai. Sang murid harus menyerahkan segala urusannya kepada sang guru. 

Al-ghazali juga berkata: “manfaat dari kesalahan guru lebih banyak daripada kebenaran seorang murid.” Al-kurdi ash-shufi berkata: “di antara adab, yakni adab bersama guru, adalah tidak menyanggah apa yang dilakukan gurunya walau zhahirnya adalah haram. 

Tidak boleh murid berkata: ‘mengapa sang guru melakukan itu?’ karena barangsiapa yang berkata kepada gurunya: ‘mengapa?’, dia tidak akan sukses (bahagia).” 

Demikianlah pendidikan dan tarbiyah shufiyah, tidak saling mengingkari kemungkaran yang mereka lakukan. (mukhalafah hal. 129-135)


Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog