Dalam dua hari terakhir, angin puting beliung dan petir menerjang Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).Dua orang petani dilaporkan tewas akibat tersambar petir di Kecamatan Kedungreja, sedangkan di Kecamatan Adipala, puluhan rumah mengalami kerusakan karena diterjang angin puting beliung.
Peristiwa sambaran petir terjadi selama dua hari pada Rabu dan Kamis (4-5/4) di Kecamatan Kedungreja dan Kroya. Di Kecamatan Kedungreja, petir menyambar lima petani, dua di antaranya meninggal dunia. Korban tewas adalah Siti Khalimah, 43, dan Sukiman Amir Marzuki, 65. Sementara pada Kamis, petir yang terjadi di Kecamatan Kroya menyambar seorang petani bernama Arjo Kimin, 48, dan harus menjalani perawatan di RSUD Banyumas karena mengalami luka bakar.
Selain petir, angin puting beliung juga menerjang empat desa di Kecamatan Adipala masing-masing Desa Adipala, Penggalang, Doplang dan Kalikudi. Di keempat desa tersebut, empat rumah dilaporkan roboh akibat diterjang angin puting beliung pada Kamis sore. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Wasi Aryadi, dari keempat desa tersebut, empat rumah roboh, dua rumah rusak berat dan 72 rumah lainnya rusak ringan. "Kerusakan paling parah terjadi di Desa Penggalang dan Desa Adipala, karena di kedua desa paling banyak rumah yang rusak," jelas Wasi, Jumat (6/4).
Dijelaskan oleh Wasi, pihaknya telah memberikan bantuan berupa bahan-bahan bangunan untuk memperbaiki rumah yang mengalami kerusakan. "Sedangkan warga yang rumahnya roboh, untuk sementara diungsikan ke tempat kerabat mereka," katanya. Sementara pengamat cuaca Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengungkapkan petir, hujan lebat dan angin perlu diiwaspadai.
"Yang paling potensial terjadi adalah petir yang sewaktu-waktu bisa muncul disertai hujan lebat terutama pada siang dan malam hari di wilayah selatan serta sore dan dinihari di sebelah utara. Kami imbau masyarakat terutama petani agar tidak berada di areal persawahan sewaktu langit sudah mendung apalagi hujan," jelasnya.
TEBINGTINGGI-Sedikitnya 39 rumah warga hancur setelah dihajar puting beliung di Kampung Kuningan, Desa Sei Periok, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Seorang anak berusia enam tahun dikabarkan kritis.
“Saya sempat tercengang, ada gumpalan awan putih berbentuk kerucut mendatangi rumah. Datangnya dari arah selatan, cepat kali,” aku Subarin (30), ayah dari Raisyah Nura (6) yang menjadi korban luka berat.
Dari keterangan yang dihimpun Sumut Pos, kejadian tersebut bermula sejak pukul 22.00 WIB, Kamis (5/4). Puting beliung berlangsung selama tiga menit. Aliran listrik pun langsung padam. Sebelum kejadian istri Subari, Siska (28), menidurkan sang buah hati. Merasa takut akan ada musibah, Subari langsung membangunkan itrinya untuk berlari keluar rumah menghindari ambruknya bangunan rumah miliknya.
“Saya tak sempat mengangkat anak saya (Raisyah). Baru selangkah menuju tempat tidur, tiba-tiba atap rumah sudah terbang ke tengah persawahan belakang rumah. Lalu batu bata bangunan atas ambruk dan langsung menimpa kepala anak saya di tempat tidur,” jelas Subari. Melihat kondisi muka Raisyah berlumuran darah, ketika hujan masih turun deras, Subari langsung membawa menuju Puskesmas terdekat untuk merawat luka di kepala anaknya. “Sebelas jahitan di bagian kening karena tertimpa batu bata bangunan,” ujarnya.
Usai puting beliung memporak porandakan rumah warga, pagi harinya terlihat kesibukan. Warga mulai mengumpulkan puing-puing bangunan yang masih bisa dipakai. Seng dan kayu dikumpulakan warga yang rumahnya roboh untuk dipergunakan kembali. Kesedihan terlihat di wajah ibu-ibu di tenda pengungsian. Warga yang rumahnya rusak parah memang ditampung di tenda pengungsian yang sengaja dipasang oleh Tim Sar Tagana dan BNPB Pemkab Sergai. “Sejumlah harta benda kami hancur Pak, mulai dari televisi, kulkas, perabotan kamar, dan sepeda motor. Angin puting beliung menghatam demikian cepat,” ujar Siska ditenda pengungsian. (dari berbagai sumber)