Home » , , , , , » Puting Beliung Dan Banjir (Ngawi , Cilacap dan Sleman)

Puting Beliung Dan Banjir (Ngawi , Cilacap dan Sleman)

Cuaca ekstrem masih membayangi sebagian wilayah Indonesia. Banjir yang mengepung Jakarta, angin kencang dan hujan es di Daerah Istimewa Yogyakarta, itu belum semuanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, memasuki musim peralihan dari musim penghujan ke kemarau, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Di sebelah selatan ekuator angin mulai bergerak dari tenggara ke arah barat laut, namun di utara ekuator angin masih dominan angin baratan. "Akibatnya terjadi konvergensi dan awan mengumpul di atas Indonesia. Hujan terjadi dengan intensitas sedang hingga tinggi," demikian ungkap Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com pada Jumat, 6 April 2012.

Cuaca ekstrem, dia menambahkan, menyebabkan banjir terjadi di Subang dan Ngawi, sedangkan Cilacap diterjang puting beliung. Dia menjelaskan, banjir setinggi sampai 2 meter di Subang terjadi di Kampung Rancabango, Pagaden pada Rabu, 4 April 2012 pukul 22.00 WIB. Tidak ada korban jiwa. Meski demikian, sejumlah fasilitas rusak, yakni, 27 rumah, 1 masjid rusak berat, dan 40 rumah terendam.

Kerugian mencapai Rp1,5 milyar. BPBD Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan pemda Subang untuk melakukan penanganan darurat. Saat ini banjir telah surut. Sementara, banjir di Ngawi terjadi di Kecamatan Kepadengan dan Geneng pada Kamis 5 April pukul 04.00 WiB. Banjir menggenangi 9 desa. Tidak ada korban jiwa. Sementara itu, puting beliung melanda Kecamatan Adipala, Cilacap, pada Kamis kemarin pukul 15.00 WIB. Angin kencang merobohkan 4 unit rumah, serta puluhan rumah lainnya rusak berat.

Cuaca ekstrem ancam DIY

Secara terpisah, Muhammad Riyadi, Kepala BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, wilayah Yogyakarta sekitarnya masih dalam kondisi musim hujan dan angin kencang, hal itu akan berlangsung hingga sebulan ke depan. "Sekarang masih musim hujan dan akan berlangsung hingga bulan Mei," ujarnya.

Maka dari itu, kata Riyadi, pihaknya menghimbau kepada masyarakat Yogyakarta agar waspada terhadap pohon-pohon besar yang ada di sekitar jika terjadi angin kencang, begitu juga dengan warga yang tinggal di daerah perkotaan agar menghindar dari pohon-pohon di pinggir jalan dan plang reklame jika terjadi cuaca ekstrem.

"Kami menghimbau kepada warga supaya tetap waspada jika terjadi angin kencang dan menghindari pohon-pohon besar termasuk warga yang tinggal di daerah perkotaan," imbuhnya.

Selain itu, BMKG menyampaikan musim hujan yang masih akan berlangsung sebulan ke depan juga masih mengancam terjadinya banjir lahar dingin di wilayah lereng Gunung Merapi. "Maka dari itu, kami juga menghimbau warga yang tinggal di pemukiman sepanjang aliran sungai yang berhulu di Merapi," tandasnya



Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog