Home » , , » Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Aceh yang pada awalnya digelar oleh Panglima Meurah Johansyah disebut Atjih / Aceh Darussalam (1205-1959) selanjutnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) dan menjadi provinsi Aceh (2009-sekarang)adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Singkil dan Simeulue. Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.

Setelah digoncang gempa bumi berkekuatan 8,5 SR (skala richter) masyarakat Provinsi Nangroeh Aceh Darussalam (NAD) kembali ditimpa bencana, Banjir bandang ini terjadi di Kecamatan Bambel dan Kec Bukit Tusa, Kab. Aceh Tenggara. 

Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir bandang mengakibatkan lima orang luka dan mengakibatkan 132 KK (kepala keluarga) atau sekitara 460 Jiwa terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.

"Di saat perhatian terkonsentrasi pada gempa bumi 8,5 SR dan susulan gempa yang sampai hari ini masih terjadi, kemarin terjadi banjir bandang di Aceh Tenggara. 

Sutopo merinci, kerugian materiil mencapai, 52 unit rumah rusak berat, 96 unit rumah rusak ringan, 14 unit rumah hanyut. Sementara kerusakan lahan pertanian melingkupi, 75 Hektar (ha) kebun coklat, Jagung 30 Ha, Sawah 86 Ha. Sedangkan, kerusakan lahan prikanan / peternakan, Kolam ikan 9 Ha dan 520 ekor unggas.

Dilanjutkan Sutopo, BPBD Provinsi Aceh dan BPBD Kab. Aceh Tenggara kini telah melakukan penyisiran di lokasi untuk melakukan penanggulangan bencana. 

Selain menurunkan alat berat untuk membuka jalan, BPBD beserta Dinas Sosial telah memberikan bantuan berupa sandang dan pangan, antara lain, pakaian, kelambu, sarden, beras, makanan siap saji, selimut, air mineral.

Wallahu A'lam


Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog