Home » , , , » Mukjizat Rasulullah SAW

Mukjizat Rasulullah SAW



عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَانَتْ صَلَاةُ الْعَصْر،ِ فَالْتَمَسَ النَّاسُ الْوَضُوءَ، فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضُوءٍ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي ذَلِكَ الْإِنَاءِ يَدَهُ، وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يَتَوَضَّئُوا مِنْهُ، قَالَ، فَرَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ، مِنْ تَحْتِ أَصَابِعِهِ، حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ
(صحيح البخاري)

“Dari Anas bin Malik Ra, kulihat Rasulullah SAW, dan sudah saatnya shalat ashar, maka orang orang mencari air, untuk wudhu namun tak menemukannya, maka dibawakan kepada Rasul saw bejana wadah tempat air berwudhu, maka Rasul saw menaruh tangan beliau SAW dan memerintahkan orang orang berwudhu dari wadah air itu, maka kulihat air mengalir deras bagai mata air dari bawah jari jari beliau saw, hingga orang orang berwudhu hinggga kesemuanya selesai” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha memuliakan kita untuk hadir dalam perkumpulan yang luhur ini, Yang Maha Bercahaya di atas segala yang bercahaya, Maha Menciptakan cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya kesejahteraan, cahaya kebahagiaan di dunia dan akhirat, hingga terang benderang jalan yang ditempuh oleh para hamba-hambaNya, jalan kebenaran dan keluhuran yang diterangi dengan matahari keridhaan Ilahi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliaulah matahari kemuliaan Allah, matahari cinta dan kasih sayang Allah, matahari keindahan Allah, matahari pengampunan Allah, yang mana jika seseorang mengenal dan mengikuti tuntunan beliau, sampailah ia pada pengampunan dan keridhaan Allah, keindahan dan kasih sayang Allah sehingga didapatilah kebahagiaan di dunia dan akhirat serta jauh dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala karena ia akan meninggalkan hal-hal atau perbuatan yang hina di sisi Allah subhanahu wata’ala. 

Di malam hari ini kita semua masih berada dalam naungan bulan agung Rabiul Awwal, yang mana Allah subhanahu wata’ala menyimpan di dalamnya rahasia keluhuran sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana yang tadi telah kita dengar dari guru-guru kita bahwa merupakan suatu aib bagi seseorang muslim yang melewati bulan Rabi’ul Awwal dan tidak memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ucapan ini merupakan tahziir (peringatan) dan juga sebagai doa dan harapan serta penyemangat bagi kita agar senantiasa merindukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, berharap untuk bisa berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Rabi’ul Awwal, maka kita selalu berusaha untuk memperbanyak mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Namun jika tidak berjumpa dengan beliau janganlah merasa kecewa, dan jika berjumpa dengan beliau tidak pula merasa sombong dan takabbur , akan tetapi bersyukurlah akan hal itu karena perjumpaan itu akan terjadi berulang-ulang dikarenakan rasa syukur itu. 

Sampailah kita pada hadits luhur akan mu’jizat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah disampaikan oleh sayyidina Anas bin Malik RA, dimana suatu hari ketika telah masuk waktu shalat Asar dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat berada dalam perjalanan, dalam 2 riwayat yang lain yang terdapat di Shahihul Bukhari disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah Hudaibiyah, maka ketika itu para sahabat mencari air untuk berwudhu namun tidak mereka dapatkan, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta bejana air dan menaruhkan tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ke dalam bejana air itu sehingga mengalirlah air dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan derasnya, kemudian para sahabat berwudhu’ dengan air itu. Disebutkan dalam riwayat yang lain dalam Shahihul Bukhari bahwa ketika dalam perjalanan itu (Dalam perjanjian Hudaibiyyah) mereka berjumlah 1500 orang dan mereka semua menggunakan air itu untuk minum dan berwudhu, dan dikatakan oleh periwayat hadits bahwa meskipun jumlah orang di saat itu adalah 100.000 pastilah air tesebut tetap mencukupi mereka karena air itu terus mengalir dari jari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam hadits ini tersimpan makna bahwa ketika ummat dalam kesulitan dan kesusahan maka sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan hanya diam dan membiarkan mereka. Para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dicintai oleh beliau shallallahu ’alaihi wasallam, dengan diberi syafaat oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di dunia dan di akhirat . Syafaat Rasulullah terjadi di dunia sebagaimana kisah dalam riwayat yang tadi kita baca. Begitupula sebagaimana yang telah teriwayatkan ketika terjadi peperangan Badr salah seorang sahabat, sayyidina Ibn Afra’ yang ketika itu tangannya terpotong dalam peperangan, maka dengan kesakitan ia membawa potongan tangannya kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyambungkan kembali potongan tangannya itu lantas tangan itu pun tersambung seperti semula tanpa ada bekas luka sedikit pun. Hal yang terjadi seperti ini, jika kita mengatakan hanyalah kekhususan para sahabat, maka hal itu berarti kita membatasi kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi kedermawanan beliau berlaku untuk semua ummat beliau terlebih lagi para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah subhanahu wata’ala:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
( التوبة : 128 )

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. ( QS. At Taubah : 128 )

Di zaman sekarang ini, saat terjadi kerusakan pada ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu ada yang masih berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan didapatkan baginya pahala 100 orang mati syahid, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :

مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيدٍ

“Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku ketika kerusakan ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid”

Di setiap waktu dalam hari-hari di kehidupan dunia ini kita selalu ditunggu oleh kemuliaan pahala 100 orang mati syahid, apakah hal itu akan kita lewatkan begitu saja bahkan kita tukar dengan dosa dan kehinaan . 

Baca lebih lengkap di majelisrasulullah.org


Share this article :

Followers

 
Support : Creating Website | Template | Mas
Copyright © 2011. Dunia Dan Akherat - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog