Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini. Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim.
Prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa musim kemarau di mayoritas wilayah Indonesia akan dimulai pada bulan Mei. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa sifat hujan pada musim kemarau 2012 di beberapa wilayah Indonesia berbeda-beda. Secara umum, dari 342 Zona Iklim (ZOM) yang ada di Indonesia, sebagian besar (194 ZOM) memiliki sifat hujan yang normal.
Wilayah ZOM ini antara lain Sulawesi Utara bagioan utara dan Selatan, sebagian Banten, sebagian DI Yogyakarta dan Sumatera Utara. Namun demikian, beberapa daerah memiliki sifat hujan yang di atas normal dan dibawah normal. Beberapa daerah yang memiliki sifat hujan di atas normal antara lain sebagian Riau, sebagian Jawa Barat, sebagian Nusa Tenggara serta sebagian besar Sulawesi.
Dr Widada Sulistya DEA, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, dalam konferensi pers, Kamis (23/2/2012), mengatakan, "Yang harus diwaspadai adalah daerah-daerah yang memiliki sifat hujan di bawah normal. Terutama untuk pertanian."
Wilayah yang memiliki sifat hujan di bawah normal sejumlah 29 ZOM. Wilayah itu antara lain sebagian Sumatera Utara bagian timur, sebagian Jawa Barat bagian tengah dan selatan, Bandung bagian tengah, Jawa Tengah bagian selatan dan DIY bagian barat dan tengah.
Kepala BMKG, Sri Woro B Hardjono, mengungkapkan bahwa prakiraan yang telah dibuat BMKG Bisa menjadi pertimbangan pihak terkait, termasuk Kementerian Pertanian dan petani, untuk menyusun strategi terbaik dalam pertanian. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa prakiraan yang dibuat masih dalam jangka waktu 6 bulan ke depan. Situasi harian, karena kompleksitas sistem cuaca dan iklim, baru bisa diprediksikan 3 - 4 hari sebelumnya.
Musim Di Indonesia
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor sampai di bawah 0 derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut. Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.
Musim kemarau dan musim penghujan menjadi sesuatu yang serba salah di Indonesia ini. Musim kemarau ribut dengan kekeringan dan susah air, musim penghujan ribut dengan kebanjiran dimana-mana hingga menelan harta dan korban jiwa. Terus harus bagaimana dan maunya seperti apa?
Bayangkan saja seandainya hanya ada musim kemarau di Indonesia ini, berapa banyak orang yang berada didataran tinggi yang jauh dari sumber air akan melolong kehausan dan tidak menutup kemungkinan juga yang berada didataran rendah yang dekat dengan sumber air juga menangis karena airnya tidak bisa digunakan untuk apa-apa, tidak bisa untuk minum, nyuci dan seabrek kegiatan lain yang berkaitan dengan air karena airnya kotor dan tercemar. Buah-buahan , sayur mayur, padi dan berbagai bahan makanan lainnya enggan tumbuh karena tanah Indonesia ini sudah seperti gurun pasir di arab sana, semuanya serba impor, harga barang semuanya pasti melangit. apa mau seperti itu?
Dan seandainya di Indonesia ini hanya ada musim penghujan. Wah, sudah tidak bisa saya bayangkan lagi, seperti apa? Gedung DPR bukan lagi menjadi sarang penyamun tapi sarang air. Indonesia menjadi negara diatas air. Cukuplah itu sebagai gambaran. Bayangkan saja sendiri. Maka dari itulah, kita seharusnya bersyukur dengan pemberian ALLAH yang maha kuasa. Di beri dua musim hujan dan kemarau. Karena, Allah tidak akan memberikan ujian yang hambanya tidak dapat mengatasinya / melewatinya. Musim Hujan Syukuri begitu juga dengan musim kemarau harus di syukuri (Ingat Tanpa "N")
Wassallam.