JAKARTA,- Tiga personel aparat keamanan mengalami cedera dalam bentrok dengan mahasiswa di sekitar Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Mereka cedera karena terkena lemparan bom molotov dari arah demonstran mahasiswa.
"Tiga orang cedera akibat bom molotov," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di lokasi bentrokan.
Tak hanya personel, sejumlah perlengkapan perisai yang digunakan pasukan antihuru hara juga terbakar akibat lemparan bom molotov. Rikwanto menjelaskan, polisi sebenarnya berniat melakukan sweeping atas barang bawaan para demonstran dari Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami). Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi disertakannya barang dan bahan berbahaya dalam aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di depan Istana Presiden.
Upaya pemeriksaan oleh polisi itu mendapat penolakan dari mahasiswa. Rikwanto menjelaskan, mahasiswa kemudian melakukan perlawanan sehingga bentrok tak terhindarkan. "Kami punya protap. Kami sudah coba memberitahu, mengajak, tapi ditolak," jelas Rikwanto.
Polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa. Tindakan tersebut langsung dibalas dengan lemparan batu dan botol. Dari arah mahasiswa juga terlihat lemparan bom molotov. Polisi semakin gencar melepaskan tembakan gas air mata. Mereka juga mulai melakukan gerakan mengepung kelompok Konami.
Anggota Brimob dengan menggunakan kendaraan bermotor terlihat datang dari arah belakang mahasiswa. Sementara itu, pasukan antihuru hara terus merangsek maju perlahan-lahan. Mahasiswa pun terpaksa melarikan diri dari lokasi awal bentrok di depan Markas Kostrad itu. Petugas kemudian terus melakukan pengejaran dan penyisiran ke arah Jalan Ridwan Rais dan kawasan silang Monas.
Informasi sementara menyebutkan, dari kelompok mahasiswa terdapat 14 korban cedera yang sedang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo dan RSPAD Gatot Subroto.
Inilah Kronologi Demo Ricuh di GambirJAKARTA -- Aksi demonstrasi damai menyuarakan penolakan rakyat terhadao kebijakan pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM bersubsidi di dekat Stasiun Kereta Api Gambir berubah menjadi demo brutal. Demo pada mulanya berlangsung di area monumen nasional (Monas) dekat Istana Merdeka tapi menjalar ke dekat Stasiun KA Gambir.
Ketika demo terjadi di arena Monas, massa berbenturan dengan aparat kepolisian. Massa kemudian dibubarkan. Mereka kemudian beralih ke area Stasiun Gambir dari arah Istana Merdeka juga Menteng. "Massa kemudian memadati jalan raya sebelah stasiun tersebut sekitar pukul 14.00 WIB," jelas seorang pedagang kaki lima, Nur, Selasa (27/3).
Pria 50 tahun itu sendiri kaget melihat kerumunan massa pemuda berusia sekitar 20 tahun-an yang bergerombol dan memadati jalan raya. Tidak lama setelah mereka memadati jalan, aparat gabungan dari Personel Sabhara dan Brimob Pelopor mendatangi mereka. Dan bentrokan pun terjadi tak lama setelahnya.
Massa melempari mereka dengan batu. "Kita lawan," jelas seorang Mahasiswa Universitas Pakua, Desta Lesmana (23). Pengunjukrasa pun melempari benda apa saja kearah personel Polri.
Personel Polri kemudian menembakkan gas air mata berkali-kali sebagai upaya melerai pengunjukrasa. Area jalan raya sebelah stasiun ini dipenuhi gas air mata. Massa pun kocar-kacir menghindari gas yang memedihkan alat penglihatan itu. "Ada lebih dari 20 orang teman-teman kami ditangkap. Semuanya dimasukkan truk," cerita Desta. Di antaranya adalah dua orang teman mereka dari Bogor, Angga Rivaldi dan Sapta Aji dari Universitas Juanda.
Desta dan puluhan teman mahasiswa dari berbagai universitas di Bogor mendatangi Jakarta sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa (27/3). Mereka kemudian bergabung dengan mahasiswa lainnya yang berdemonstrasi menuntut SBY Boediono turun dari tahta, karena berani menaikkan harga BBM.